KEMATIAN PARA TERORIS, SUKA CITA KAUM MUSLIMIN DAN KESEDIHAN KAUM TERORIS KHAWARIJ

Assalamu’alaikum, disini saya hanya berusaha memberi tahu, mengenai kesesatan para teroris, agar pemahaman seperti ini tidak merajalela.

Siapa Al-Khawarij itu? Maka ketahuilah bahwa mereka adalah orang-orang yang mengkafirkan kaum muslimin dengan sebab dosa-dosa besar yang tingkatannya masih di bawah kesyirikan dan kekufuran. Mereka adalah orang-orang yang keluar dari sikap taat kepada penguasa, serta menentang penguasa dengan mengangkat senjata. Mereka juga menyerukan kepada kaum muslimin untuk memerangi penguasa. Jenis yang ini dinamakan dengan penentangan dengan kekuatan fisik.

Al-lmam Asy-Syahrastani rahimahullah (w. 548 H) sendiri dalam kitabnya Al-Milal wan Nihal di atas (I/132) menegaskan:

“Setiap orang yang memberontak kepada imam (penguasa) yang sah dan telah disepakati kaum muslimin maka dia disebut sebagai khawarij. Sama saja, apakah dia memberontak pada masa shahabat kepada Al-A’immah (Al-Khulafa’) Ar-Rasyidm, atau setelah mereka pada masa tabi’in maupun (pemberontakan) terhadap para imam (penguasa) di setiap zaman.”

Khawarj sudah muncul sejak zaman para sahabat radiyallahu’anhum.
Penyebab terbunuhnya Utsman bin Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib ra adalah khawarij.

Ideologi khawarij tidaklah mati. Ia akan terus tumbuh, dan terus menjadi bahaya laten terhadap umat. Demikian juga ideologi teroris-khawarij pada masa ini, ia tidak berhenti dengan tewasnya tokoh-tokoh utama mereka. Satu tokoh tewas, seribu kader mereka yang tak kalah radikal dan militan terus bermunculan, sebagaimana hal ini telah ditegaskan oleh Rasulullah .

Akan muncul satu generasi yang membaca Al Qur’an namun tidak memahaminya. Setiap kali muncul sekelompok dari mereka pasti tertumpas. Ibnu ‘Umar berkata : Saya mendengar Rasulullah mengulang kalimat : “. Setiap kali muncul sekelompok dari mereka pasti tertumpas” lebih dari 20 X. kemudian beliau berkata : Hingga muncullah Dajjal dalam barisan mereka” [HR. Ibnu Majah 144

Bismillah
Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kami dan kejelekan amalan-amalan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak akan ada yang menyesatkannya. Dan barangsiapa disesatkan oleh Allah, maka tidak akan ada yang memberi petunjuk kepadanya.

Saya bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah seorang hamba dan utusan-Nya.

Sebagai seorang muslim yang masih berada diatas fitrahnya yang suci, sudah tentu merasakan kegembiraan ketika mendengarkan berita tentang tewasnya seseorang yang dikenal sebagai salah satu gembong teroris Khawarij di masa kini, yang gemar melakukan tindakan kejahatan dan menumpahkan darah manusia, tidak terlepas pula tertumpahnya darah-darah kaum muslimin. Namun berbeda halnya dengan seorang yang telah tertanam padanya benih-benih pemikiran khawarij, dia tentu akan merasa sedih dengan terbunuhnya salah satu dari tokoh mereka,yang selama ini dianggap “berjihad” dengan cara-caranya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menggelarinya dengan sebutan “mujahid” atau “mati syahid”.

Kaum Muslimin yang kami muliakan, termasuk diantara petunjuk didalam Islam yang diajarkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam dan para sahabatnya adalah tidak menampakkan kesedihan dengan tewasnya tokoh-tokoh teroris khawarij. Bagaimana mungkin seseorang bersedih, sementara mereka dengan melakukan tindakan membabi buta tanpa mengikuti koridor syari’at Islam yang telah diajarkan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya dan melakukan berbagai tindakan teror yang menyebabkan ketakutan kaum muslimin yang hidup di dalam negeri mereka sendiri. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا
“Tidak halal bagi seorang muslim menakut-nakuti seorang muslim lainnya.”
(HR.Abu Dawud (5004) dari beberapa sahabat Nabi )

Oleh karenanya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dengan tegas menyebut mereka kaum khawarij sebagai anjing-anjing neraka. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

الْخَوَارِجُ كِلَابُ النَّارِ
“Khawarij adalah anjing-anjing neraka.”
(HR.Ibnu Majah:173, dari Ibnu Abi Aufa radhiallahu anhu)

Demikian pula halnya para sahabat Nabi –semoga Allah meridhai mereka- tidak merasa sedih dengan meninggalnya tokoh-tokoh teroris khawarij, bahkan sebaliknya dengan menampakkan perasaan gembira dan bersyukur atas meninggalnya. Diriwayatkan dari Abu Ghalib berkata: Abu Umamah –radhiallahu anhu- melihat kepala-kepala (kaum khawarij) yang dipajang ditangga masjid Damaskus, lalu Abu Umamah berkata:
كِلَابُ النَّارِ شَرُّ قَتْلَى تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ خَيْرُ قَتْلَى من قَتَلُوهُ

“Anjing-anjing neraka, (mereka) seburuk-buruk yang terbunuh di bawah kolong langit,dan sebaik-baik yang terbunuh adalah yang mereka bunuh.”
Lalu Abu Umamah berkata: “Sekiranya aku tidak mendengar hadits ini (dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam) sekali, dua kali sampai tujuh kali, aku tidak akan memberitakannya kepada kalian.”
(HR.Tirmidzi:3000)

Perhatikanlah hadits ini yang menunjukkan betapa seringnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam memberi peringatan kepada umatnya dari bahaya kaum khawarij ini.

Demikian pula yang dilakukan Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu,sebagaimana yang diriwayatkan oleh Zabban bin Shabirah Al-Hanafi bahwa ia berkata ketika menceritakan keikutsertaannya dalam perang Nahrawan dalam menumpas kaum Khawarij:
“Aku termasuk yang menemukan dzu tsadyah, lalu menyampaikan berita gembira ini kepada Ali radhiallahu anhu dan aku melihatnya sujud yang menunjukkan kegembiraannya.”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf: 8424)

Yang dimaksud Dzu tsadyah adalah salah seorang dari kalangan khawarij yang diberitakan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, Dzu tsadyah artinya yang memiliki benjolan pada bagian tangannya yang menyerupai payudara, bagian atasnya seperti puting payudara yang memiliki bulu-bulu kecil mirip kumis kucing. (Fathul Bari:12/298)

Demikianlah sikap para ulama salaf dalam menyikapi kaum teroris khawarij.Semoga Allah memelihara kita semua dari kejahatan dan makar mereka, dan semoga Allah menyelamatkan kaum muslimin dari berbagai pemikiran dan syubhat mereka yang menyesatkan manusia dari jalan Allah Azza Wajalla. Benarlah ucapan Abul ‘Aliyah rahimahullah:

إن علي لنعمتين ما أدري أيتهما أعظم أن هداني الله للإسلام ولم يجعلني حروريا

“Sesungguhnya aku merasakan dua kenikmatan yang aku tidak mengetahui manakah diantara dua kenikmatan tersebut yang terbesar: ketika Allah memberi hidayah kepadaku untuk memeluk islam, dan tidak menjadikan aku sebagai haruri (khawarij).”
(diriwayatkan Abdurrazzaq dalam Al-Mushannaf:18667)

Ditulis oleh:
Abu Karimah Askari bin Jamal
28 Ramadhan 1430 H.
dengan sedikit editan.

Geologi Regional Bandung

Geologi Regional

1 FISIOGRAFI

Menurut van Bemmelen (1949), secara fisiografis daerah Jawa Barat dibagi menjadi lima bagian besar, yaitu Dataran Aluvial Jawa Barat Utara, Antiklinorium Bogor, Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah, Zona Depresi Tengah Jawa Barat, dan Pegunungan Selatan Jawa Barat. Daerah penelitian terletak pada Zona Bandung, tepatnya pada Kubah dan Pegunungan pada Zona Depresi Tengah (Gambar 1).

Image
Gambar 1. Fisiografi Jawa Barat (menurut van Bemmelen, 1949).

Zona Bandung merupakan daerah gunungapi yang relatif memiliki bentuk depresi dibandingkan zona yang mengapitnya yaitu Zona Bogor dan Zona Pegunungan Selatan. Sebagian besar terisi oleh endapan aluvial dan vulkanik muda (Kuarter) dari produk gunungapi yang terletak pada dataran rendah di daerah perbatasan dan membentuk barisan. Walaupun Zona Bandung membentuk depresi, ketinggiannya masih terbilang cukup besar seperti misalnya depresi Bandung dengan ketinggian 700-750  mdpl (meter di atas permukaan  laut). Di beberapa tempat pada zona ini merupakan campuran endapan Kuarter dan Tersier, pegunungan Tersier tersebut yaitu Pegunungan Bayah (Eosen), bukit di Lembah Cimandiri (kelanjutan dari Pegunungan Bayah), Bukit Rajamandala (Oligosen) dan plateau Rongga termasuk dataran Jampang (Pliosen), dan Bukit Kabanaran.

2 STRATIGRAFI REGIONAL

Menurut Martodjojo (1984), wilayah Jawa Barat dapat dibagi menjadi empat mandala sedimentasi, yaitu:

  1. Mandala Paparan Kontinen Utara terletak pada lokasi yang sama dengan Zona Dataran Pantai Jakarta pada pembagian zona fisiografi Jawa Bagian Barat oleh van Bemmelen (1949). Mandala ini dicirikan oleh endapan paparan yang umumnya terdiri dari batugamping, batulempung, dan batupasir kuarsa, serta lingkungan pengendapan umumnya laut dangkal. Pada mandala ini pola transgresi dan regresi umumnya jelas terlihat. Struktur geologinya sederhana, umumnya sebagai pengaruh dari pergerakan isostasi dari batuan dasar. Ketebalan sedimen di daerah ini dapat mencapai 5000 m.
  2. Mandala Sedimentasi Banten kurang begitu diketahui karena sedikitnya data yang ada. Pada Tersier Awal, mandala ini cenderung menyerupai Mandala Cekungan Bogor, sedangkan pada Tersier Akhir, ciri dari mandala ini sangat mendekati Mandala Paparan Kontinen.
  3. Mandala Cekungan Bogor terletak di selatan Mandala Paparan Kontinen Utara. Pada pembagian zona fisiografi Jawa Barat oleh van Bemmelen (1949), mandala ini meliputi Zona Bogor, Zona Bandung, dan Zona Pegunungan Selatan. Mandala sedimentasi ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi, yang kebanyakan berupa fragmen batuan beku dan batuan sedimen, seperti andesit, basalt, tuf, dan batugamping. Ketebalan sedimen diperkirakan lebih dari 7000 m.
  4. Mandala Pegunungan Selatan Jawa Barat terletak di selatan Mandala Cekungan Bogor. Pada pembagian zona fisiografi Jawa Barat menurut van Bemmelen (1949), mandala ini meliputi Pegunungan Selatan Jawa Barat dan Zona Bandung.

Berdasarkan pembagian mandala sedimentasi di atas, daerah penelitian terletak pada Mandala Cekungan Bogor. Mandala Cekungan Bogor menurut Martodjojo (1984) mengalami perubahan dari waktu ke waktu sepanjang zaman Tersier–Kuarter. Mandala ini terdiri dari tiga siklus pengendapan. Pertama-tama diendapkan sedimen laut dalam, kemudian sedimen darat yang berangsur berubah menjadi sedimen laut dangkal, dan yang terakhir diendapkan sedimen dengan mekanisme aliran gravitasi. Siklus pertama dan kedua sedimen berasal dari utara, 
sedangkan siklus ketiga berasal dari selatan. Lebih lanjut, Martodjojo (1984) telah membuat penampang stratigrafi terpulihkan utara-selatan di Jawa Barat (Gambar 2).

Image 

Gambar 2. Penampang stratigrafi utara-selatan Jawa Barat (Martodjojo, 1984).

Skema stratigrafi wilayah Bandung telah diperkenalkan sebelumnya oleh beberapa peneliti dengan klasifikasi atau penamaannya berdasarkan lokasi penelitiannya masing-masing. Koesoemadinata dan Hartono (1981) mengklasifikasikan stratigrafi di daerah Bandung berdasarkan litologi dan penafsiran sedimentasi serta menyesuaikan dengan Sandi Stratigrafi Indonesia (Tabel 1). Penamaan ini kemudian diusulkan sebagai satuan stratigrafi resmi. Sementara itu Kartadinata (2009) menggunakan studi tefrokronologi hasil erupsi Gunung Tangkubanparahu dalam penelitiannya. Adanya persamaan dan perbedaan hasil analisis peneliti-peneliti sebelumnya ini menjadi dasar acuan penulis, terutama dalam penentuan umur di daerah penelitian (Gambar 3).

 
Tabel 1. Stratigrafi daerah Bandung (Koesoemadinata dan Hartono, 1981).

Umur

Satuan Stratigrafi

Tebal (m)

Keterangan

Holosen

Endapan sungai

± 5

Bahan lepas tidak terkonsolidasi, berukuran lempung sampai bongkah.

        Bidang erosi

Formasi Cikidang

0-65

Lava basalt berstruktur kekar kolom, konglomerat gunungapi, tuf kasar berlapis sejajar dan breksi gunungapi yang kadang-kadang berwarna coklat tua.

Pleistosen Atas

Formasi Kosambi

0-80

Batulempung gunungapi, batulanau gunungapi, mengandung sisa tumbuhan, setempat dijumpai struktur perlapisan dan silang-siur.

Formasi Cibeureum

0-180

Perulangan urut-urutan breksi-tuf, fragmen skoria andesit-basalt dan batuapung.

Pleistosen Bawah

         Bidang erosi

Formasi Cikapundung

± 0-350

Konglomerat gunungapi, breksi gunungapi, tuf, dan sisipan lava andesit. Umumnya berwarna lebih terang dari formasi lainnya, fragmen piroksen andesit.

 

 

 

 

Image

 

Gambar 3. Stratigrafi daerah Bandung (Kartadinata, 2009).

3 STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL

Pulau Jawa merupakan bagian dari sistem busur kepulauan yang mengalami interaksi konvergen antara Lempeng Samudera Hindia-Australia dengan Lempeng Eurasia. Interaksi ini terjadi dengan Lempeng Samudera Hindia-Australia bergerak ke utara yang menunjam ke bawah tepian Benua Eurasia yang relatif tidak bergerak (Asikin, 1992).

Interaksi konvergen ini juga menyebabkan terbentuknya jalur subduksi yang berkembang semakin muda ke arah baratdaya-selatan dan ke arah utara (Katili, 1975 dalam Asikin, 1992). Pada Zaman Kapur-Paleosen, jalur subduksi ini dapat ditelusuri dari Jawa Barat bagian selatan (Ciletuh), Pegunungan Serayu (Jawa Tengah), dan Laut Jawa bagian timur sampai ke bagian tenggara Kalimantan dengan jalur magmatik yang terdapat pada daerah lepas Pantai Utara Jawa. Jalur subduksi ini membentuk punggungan bawah permukaan laut yang terletak di selatan Pulau Jawa selama Zaman Tersier. Hal ini menunjukkan pada akhir Zaman Kapur hingga Oligo-Miosen terjadi pergerakan jalur subduksi ke arah selatan. Pada Neogen sampai Kuarter, jalur magmatik Pulau Jawa kembali bergerak ke arah utara dengan jalur subduksi yang relatif tidak bergerak. Hal ini menunjukkan pada Neogen penunjamannya lebih landai dibanding dengan pada Zaman Paleogen.

Evolusi tektonik di atas dikuatkan oleh hasil penelitian Pulunggono dan Martodjojo (1994), yang menyimpulkan bahwa pada dasarnya di Pulau Jawa terdapat empat arah kelurusan struktur yang dominan (Gambar 4), yaitu:

  1. Pola Meratus yang berarah timurlaut-baratdaya, terbentuk pada 80-53 juta tahun yang lalu (Kapur Akhir-Eosen Awal) dan merupakan pola tertua di Jawa. Pola Meratus ini diwakili oleh Sesar Cimandiri di Jawa Barat, yang dapat diikuti ke timur laut sampai batas timur Cekungan Zaitun dan Cekungan Biliton, Sesar naik Rajamandala serta sesar-sesar lainnya di daerah Purwakarta.
  2. Pola Sunda yang berarah utara-selatan, terbentuk pada 53-32 juta tahun yang lalu (Eosen Awal-Oligosen Akhir). Pola ini diwakili oleh sesar-sesar yang membatasi Cekungan Asri, Cekungan Sunda, dan Cekungan Arjuna.
  3. Pola Struktur Sumatera yang berarah baratlaut-tenggara, sejajar dengan arah sumbu panjang Pulau Sumatera (Pegunungan Bukit Barisan). Pola ini diwakili Sesar Baribis, sesar-sesar di Lembah Cimandiri dan Gunung Walat.
  4. Pola Jawa yang berarah barat-timur, yang terbentuk sejak 32 juta tahun yang lalu. Pola ini merupakan pola struktur yang paling muda, memotong dan merelokasi Pola Struktur Meratus dan Pola Struktur Sunda.

Pola kelurusan yang terdapat di daerah penelitian dipengaruhi oleh pola Jawa.

 Image

Gambar 4. Pola struktur Pulau Jawa (Martodjojo dan Pulonggono, 1994).
 

Ekspresi geomorfologi yang jelas dari aktivitas neotektonik di Cekungan Bandung adalah Sesar Lembang. Sesar ini secara morfologi diekspresikan berupa gawir sesar (fault scarp) dengan dinding gawir menghadap ke arah utara. Menurut Tjia (1968), Sesar Lembang di bagian barat Maribaya (Lembah Sungai Cikapundung) mempunyai karakter strike slip lebih dominan daripada dip slip, yaitu sesar mengiri turun, sedangkan di bagian timur Maribaya mempunyai karakter dip slip lebih dominan. Silitonga (1973) berpendapat bahwa Sesar Lembang merupakan sesar normal dengan blok utara relatif turun. Dari timur ke barat, tingginya gawir sesar yang mencerminkan besarnya pergeseran sesar berubah dari sekitar 450 meter di ujung timur (Maribaya, Gunung Pulusari) hingga 40 meter di sebelah barat (Cisarua) dan bahkan menghilang di ujung barat di sekitar utara Padalarang. Berdasarkan peta topografi maupun foto udara atau citra satelit, sesar ini mempunyai panjang sampai 22 km.

Bersabar akan Rezeki dan Hakikat Dunia

Rezeki itu merupakan ujian.Sebagian Allah berikan kelebihan, kecukupan dan uji dgn kesulitan rezeki.Jiwa senantiasa khawatir bhwa dia akan mnjadi fakir dan miskin, padahal bs jd fakir lbh baik dbandikn dgn orang kaya yg mnjadikan diri sombong. Kekayaan jiwa, itulah yg utama, dan jika seseorang msh merasa enggan merasakaan kekayaan jiwa, maka dia snantiasa tdk akan puas mndapatkan seluruh dunia sekalipun.

Allah berfirman: “Barangsiapa yg bertawakal kpd Allah, maka Allah akan yg mncukupi dia.”

Inti tawakal menurut seorang ulama Hatim bin Al Asom adalah:

1. Hati hanya brharap kpd Allah

2. Senantiasa maksimal, sibuk dgn tugas yg diberikan oleh Allah ‘azzawajal utk berusaha dimuka bumi dan beribadah kpd Allah, sehingga bekerja pun diniatkan utk beribadah kpd Allah ‘azzawajal

3. Meninggalkan kemaksiatan krn malu thd Allah yg setiap saat melihatnya.

4. Senantiasa menyiapkan bekal utk menuju kepada kematian.

Rasulullah brsabda :”Barangsiapa yg Allah kunci dgn kemiskinan, kemudian dia adukan terhadap manusia dan dan hanya brharap solusi dr manusia, maka tdk akan hilang kefakiran dr dirinya.Sedangkan barangsiapa yg Allah timpakan ujian kemiskinan kemudian dia adukan kpd Allah, hatinya brharap kpd Allah, maka dalam waktu dekat Allah akan berikan rezeki yg segera.” HR Tirmidzi dan Abu Dawud.

Namun demikian, janganlah mngartikan dalil2 bahwa dunia itu hina. Sesungguhnya dunia tdk lah hina secara mutlak, tetapi dunia ini hanyalah hina ketika dijadikan tujuan satu2nya. Bukankah kita mmbutuhkan harta utk berzakat, bersodaqoh, mmelihara anak yatim, mndirikan masjid. Ketika dunia dijadikan wasilah utk mlakukan amalan2 soleh, maka dunia mnjadi suatu kemulian.

Ali bin Abi Thalib berkata: “Dunia ini adalah negeri yg jujur bagi org yg mau berlaku jujur kepadanya. Siapa yg menanam benih jagung akn mendapatkan jagung, siapa yg menanam durian akan mndapatkan durian, siapa yg menanam mangga akan mndapatkan mangga, siapa menanam keburukan maka akan mendapat kesengsaraan, menanam benih kebaikan akan mendapatkan kebahagian.”

Dunia adalah negeri kekayaan bagi siapa pun yg mau mnjadikannya bekal di akhirat, dan dunia adalah negeri keselamatan bagi yg memahami hakikat dunia sebenarnya.

Wallahu’alam.

ringkasan dr ceramah seorang ustadz

GEOLOGI PULAU SERAM

Fisiografi

Pulau Seram termasuk ke dalam mandala kepulauan Maluku. Bentuk fisiografi daerah ini merupakan perbukitan bergelombang kuat yang terbentuk oleh aktivitas tektonik yang terjadi di daerah ini. Gaya tektonik tersebut degan arah utama hamper utara – selatan mengakibatkan terjadina proses pengangkatan yang membentuk perbukitan yang memanjang timur – barat, perlipatan yang diiringi dengan proses pembentukan sesar naik dan sesar geser.

Perbukitan yang berada di bagian tengah pulau yang diapit oleh daerah pedataran di bagian utara dan selatan. Puncak tertinggi adalah Gunung Binaya dengan ketinggian ± 3.027 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sungai-sungai yang mengalir dari bagan tengah ke arah selatan di antaranya Sungai Kawa, Sungai Nusulahu, Sungai Salame, Sungai Nua, Sungai Jage, Sungai Walalia, Sungai Wolu, Sungai Fuwa, Sungai Kaba, dan Sungai Taluarang. Selain itu terdapat Sungai Mual, Sungai Isal, Sungai Sariputih, Sungai Samal, dan Sungai Kobi mengalir dari bagian tengah ke arah utara. Pulau ini dibatasi oleh Laut Seram di  bagian Utara dan Laut Banda di bagian Selatan.

Tektonik Regional

Pulau Seram terletak sepanjang utara busur Banda, Indonesia bagian timur. Pulau Seram berada pada zona tektonik kompleks, karena Pulau Seramg merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Australia, Lempeng Pasifik-Filipina, dan Lempeng Eurasia.

Pulau Seram dan Ambon adalah bagian dari Busur Banda. Data stratigrafi (Gambar 1) menunjukkan bahwa perkembangan tektonik kedua pulau itu, dari Paleozoik sampai Miosen, sangat erat dengan perkembangan tektonik tepi benua Australia. Interaksi konvergen antara lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik pada Miosen Akhir yang diikuti oleh rotasi Kepala Burung berlawanan arah jarum jam pada Mio-Pliosen telah menyebabkan perkembangan tektonik kedua kawasan itu berbeda, sehingga unit litologi dari Pulau Seram dan Ambon dapat dibedakan menjadi Seri Australia dan Seri Seram.

Data stratigrafi menunjukkan bahwa paling kurang terjadi dua kali kompresi tektonik dan dua kali continental break up berkait dengan pembentukan Pulau Seram dan Ambon. Continental break up pertama diikuti oleh kompresi tektonik yang pertama terjadi pada Palezoikum. Kontraksi kerak bumi yang terjadi setelahnya meletakkan batuan-batuan metamorfik tngkat tinggi, seperti granulit, ke dekat permukaan, dan mantel atas tertransport ke atas membentuk batuan-batuan ultra basa, sehingga pada Pulau Seram banyak ditemukan mineral nikel. Setelah itu, terjadi erosi yang menyingkap batuan-batuan metamorfik dan disusul dengan thermal subsidence yang membentuk deposenter bagi pengendapan Seri Australia. Continental break up yang ke dua terjadi pada Jura Tengah, dan diikuti oleh pemekaran lantai samudera. Peristiwa ini berkaitan dengan selang waktu tanpa sedimentasi dalam Seri Australia pada Jaman Jura. Kompresi terakhir terjadi pada Miosen Akhir. Kejadian ini sangat kritis bagi evolusi geologi Pulau Seram dan Ambon. Interaksi konvergen yang terjadi menyebabkan Seri Australia mengalami thrusting, pengangkatan orogenik, dan perlpatan sehingga barubah menjadi batuan sumber bagi Seri Seram

Image

Gambar 1. Stratigrafi Pulau Seram serta Sejarah Tektonik dari Pulau Seram.

Stratigrafi Regional

Stratigrafi Pulau Seram dibagi menjadi dua bagian, yakni Seri Australia, (bagian utara dari Australia Continental Margin) dan Seri Seram (Kemp, dkk., 1992).

a. Seri Australia

Pre-Rift Sequence

Seri Australia terdiri dari sedimen berumur Trias – Miosen Akhir yang secara tidak selaras berada di atas batuan metamorfik dan diendapkan di  margin bagian utara Australia Continental Margin.

Basement dari Pulau Seram terdiri dari batuan metamorfik  derajat tinggi – rendah dari Kompleks Kobipoto, Taunusa, Tehoru, dan Formasi Saku. Ketiga kompleks metamorfik tersebut tersingkap di permukaan karena adanya sesar naik selama Miosen Akhir dan Pliosen dan kemudian mengalami sesar mendatar.

Seri dari batuan ultrabasa juga ditemukan di bagian timur, tengah dan barat dari Pulau Seram. Batuan ultrabasa tersebut merupakan bagian dari kerak samudera yang terbentuk pada saat continental breakup dan pemekaran lantai samudera pada Jura Akhir dan mengalami pengangkatan pada Miosen Akhir.

Intra-Cratonic Rifting Sequence

Batuan sedimen tertua di Pulau Seram adalah Formasi Kanikeh yang diendapkan di neritik luar, berupa batupasir dan mudstones dan secara tidak selaras terdapat di atas batuan beku dan batuan metamorfik (basement). Umur dari Formasi Kanikeh adalah Trias Tengah – Trias Akhir (Gambar 1).

Di atas Formasi Kanikeh secara gradasi terdapat Formasi Saman-Saman yang berupa batu gamping (Gambar 1). Kemudian secara menjari di atas Formasi Saman-Saman terdapat Formasi Manusela yang berupa batugamping dan diendapkan pada lingkungan neritik – batial.

Continental Breakup Sequence

Sedimentasi pada Jura Akhir ditandai oleh continental breakup dan pemekaran lantai samudera. Sekuen ini  terdiri dari batulempung dan serpih yang  diendapkan di neritik luar. Di sekuen ini, Formasi Manusela secara tidak selaras ditutupi oleh serpih dan batulempung (Satuan Serpih Kola). Ketidakselarasan ini disebabkan oleh continental breakup dan pemekaran lantai samudera di utara Australian continental margin.

Passive Margin Sequence

Satuan Serpih Kola ditutupi secara tidak selaras oleh batuan mudstones, kalsilutit, napal, rijang, batugamping merah, serpih pasiran, dan betugamping terumbu yang dinamakan Perlapisan Nief(Gambar 2). Satuan ini diendapkan pada Awal Kapur – Akhir Miosen.

Perlapisan Nied memperlihatkan perkembangan suatu cekungan pada saat berakhirnya masa continental breakup atau disebut sebagai fase post-rift. Transgresi secara regional terjadi di Pulau Seram pada saat itu. Margin terluar dari Lempeng Australia bergerak secara cepat dari zona neritik dalam, outer-shelf, shelf slope, dan lingkungan batial.

b. Seri Seram

Miosen Akhir merupakan fase kritis dari evolusi geologi dan tektonik dari Pulau Seram. Pada saat itu terjadi kolisi besar antara Lempeng Australia yang bergerak ke utara, Lempeng Eurasia yang bergerak ke timur, dan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat, kemudian menghasilkan sesar naikyang besar di Pulau Seram.

Pada awal sesar naik dan pengangkatan orogenesa yang cepat, terjadi gravity slide/slump unit yang menghasilkan diendapkannya Kompleks Salas secara tidak selaras di atas Seri Australia (Gambar 1). Kompleks Salas diendapkan di outer shelf –bathyal, yang terdiri dari batulempung, mudstones, dan mengandung klastik, bongkah, dan blok dari batuan sebelum mengalami pengangkatan.

Selain Kompleks Salas, erosi dari pengangkatan batuan di Pulau Seram ini juga menyebabkan diendapkannya Formasi Wahai (Gambar 2) yang berupa endapan klastik di outer shelf – bathyal pada Pliosen – Awal Pleistosen. Di atas Formasi Wahai, terdapat Formasi Fufa yang merupakan endapan laut dangkal (zona neritik) dari erosi  ketika proses pengangkatan masih berlangsung pada Awal Pleistosen (Gambar 2). Formasi Wahai terdiri dari mudstones, batulempung, batupasir, batulanau, konglomerat, dan batugamping.

.Image

Gambar 2. Model Evolusi dari Kompleks Salas, Wahai, dan Formasi Fufa.

Struktur Regional

Peta struktur permukaan dan bawah permukaan dari Pulau Seram (Gambar 3 dan Gambar 4) memperlihatkan semua elemen khas dari sesar naik dan adanya perlipatan. Pada umumnya, sesar naik dan sumbu antiklin yang berarah baratlaut – tenggara mengindikasikan bahwa deformasi pada daerah ini dipengaruhi oleh kompresi yang berarah timurlaut – baratdaya. Kenampakan singkapan yang memperlihatkan sesar naik ini didominasi di bagian tengah dan bagian timur dari Pulau Seram (Gambar 4).

Sesarutama dan pengangkatan di Pulau Seram diawali pada Miosen Akhir – Pliosen Awal. Kemudian sejak terjadinya proses tersebut, Pulau Seram secara tektonik selalu aktif. Ini diindikasikan dengan adanya pengangkatan dan erosi dari sedimen Plio-Pleistosen dari bagian tengah pulau serta adanya proses sesar mendatar mengiri yang sangat kuat. Bukti di lapangan dari keberadaan sesar mendatar ini adalah adanya perubahan arah aliran sungai yang dikendalikan oleh sesar mendatar dan adanya offset dari batuan yang ada.

 Image

Gambar 3. Peta geologi dan struktur permukaan di Pulau Seram.

Image

Gambar 4. Peta geologi dan struktur permukaan di Pulau Seram.